Petani Kopi Bisa Apa

Kebun kopi tidak bisa berkembang

Pernahkah kalian minum kopi? Kopi apa yang pernah kalian minum? Atau kalian cuma tahu kopi-kopi kafe atau mungkin hanya kopi saset. Atau mungki pertanyaan sederhana pernahkah kalian minum kopi tanpa gula? Kalo belum pernah berarti kalian bukan penikmat kopi sebenarnya.

Selain dipengaruhi dari tingkat kegosongan saat menyangrai, rasa kopi juga dipengaruhi dari proses pemetikan dan pengeringan. Dan pada dasarnya rasa kopi setiap daerah memiliki rasa yang berbeda-beda. Proses itulah yang menghasilkan rasa yang unik dan membuat harga kopi semakin tinggi. 

ilustrasi-petani-kopi

Masalah Petani kopi

Pernah ada seorang yang memiliki kebun kopi kecil kecilan, bisa lah disebut dengan petani kecil, beluiau bercerita kurang ada upaya pemerintah untuk meningkatkan produktifitas petani. Sejauh yang saya ketahui kopi juga di proses secara sederhana, sehingga kopi masih belum memiliki karakter yang khas daerah tersebut.

Petani tersebut tidak tahu cara lain dalam memproses kopi seletah panen, mereka hanya tahu satu cara dan terus melestarikannya, yaitu dengan menjemur langsung buah kopi yang sudah dipetik. Sehingga benar-benar tradisional, standar cara pemanenan mereka juga tidak menentu, kadang kopi yang masih agak hijau atau belum matang sempurna juga dipetik, sehingga campur. Padahal seharusnya buah yang dipetik adalah yang matang sempurna atau berwarna merah kehitaman.

Beliau juga mengeluhkan, kadang ada pihak pemerintah yang terlihat mengunjungi para petani (dinas terkait setempat) tetapi tidak ada tindakan yang nyata yang berperan penting dalam mengembangkan pertanian para petani kopi, setidaknya membantu mencarikan solusi permasalahan yang mereka hadapi, tidak sama sekali.

Permasalahan utama petani kopi adalah cuaca, kopi-kopi tidak akan berbuah banyak ketika terlalu panas. “Harusnya masih akan berbuah banyak ketika ada irigasi” kata beliau. Saat saya ke kebun kopi petani tersebut, kopi kopi juga ditanam dengan mengandalkan pengairan alami. Karena ditanam di dataran tinggi, pembuatan sumur mungkin sulit dilakukan.

Kopi jenis Arabika malah lebih sulit, kopi ini hanya tumbuh pada ketinggian tertentu yang lebih tinggi daripada jenis robusta. Petani yang saya temui juga pernah menanam kopi jenis arabika tetapi hanya beberapa, dan itu pun tahun ini tidak berbuah.

PR

Jika ingin meningkatkan produksi kopi ada beberapa hal yang perlu diselesaikan,

Permasalahan teknik

Petani sejauh ini mungkin tidak tahu cara atau teknik-teknik pemanenan buah, atau teknik penjemuran, mereka hanya melakukan tradisi sebagaimana yang diajarkan mereka dulu. Jika mereka tidak mulai mencari data-data tentang teknik lain atau ada orang yang memberi tahu data ini maka mereka akan tetap memakai cara tradisional.

Permasalahan cuaca

Kita tidak bisa serta-merta menyalahkan cuaca, meskipun kita bisa menyalahkan cuaca itu tidak mengubah apapun, pertanian yang gagal akan tetap gagal. Solusi yang paling logis adalah riset mengenai varietas yang unggul terhadap cuaca, atau kopi arabika yang bisa tumbuh di dataran yang lebih rendah. Pembuatan irigasi mungkin bisa menyelesaikan masalah cuaca ini dalam jangka pendek, tapi hal ini juga tidak memakan biaya yang sedikit dan mungkin akan lebih mudah jika ada kerjasama dari berbagai pihak.

Konklusi

Mempertahankan tradisi mungkin sangat baik ketika tidak ada variabel yang berubah, namun cuaca berkata sebaliknya. Jika tidak ada tindakan untuk mengembangkan pertanian kopi baik dari petani kopi sendiri atau dari pihak pemerhati kopi baik pemerintah atau pun lainnya maka ini mungkin produksi kopi akan semakin berkurang. Untuk mewujudkan hal tersebut membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak.

Cao


Koharndeso

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kopopo ft. VY1

Update Baka (24 Agustus 2021)

Berhadapan dengan Monster